Bintang Biru Dalam Kehidupanku

“Everything is changing so rapidly, every time, every second and every minute and no matter likes never before”

enikTerinspirasi oleh karya Marwah Daud Ibrahim, MHMMD “Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan” ,aku mencoba tuk membuat perencanaan masa depan dan mencoba meretas untain benang ikhtiar berharap bisa menggapai takdirku. Mulai dari kapan aku mulai mengenal diriku, belajar mandiri dan berusaha menjemput rezekiku. Sejumlah capaian fisik, materi juga kewajiban dan kebutuhan rokhani mulai aku tata.

Tetapi manusia hanyalah perencana yang paling baik tapi Allahlah pemutus yang terbaik. Satu-persatu kegagalan mewarnai lembaran MHMMD ku dengan coretan merah. Dan saat aku berhasil dalam dua tiga kali capaian, akan ada tanda bintang biru tergantung di lembaran MHMMD harianku.

Ternyata bintang biru itu Cuma dapat aku raih tuk hal-hal yang tidak jauh beda. Aku semakin menyadari aku bukanlah siapa2 bahkan tuk merencanakan dan mengelola sepersekian dari umurku tuk kebaikan diriku sendiri aku gagal. Aku lebih berkaca dari kacamata orang lain dan orang kebanyakan bukan berkacamata pada diriku sendiri dan bisikan hatiku sendiri. Aku gagal menikah di usia 28 tahun, aku belum bisa sekolah di usia 30, aku belum bisa berkunjung ke rumah Allah di usia 34 dan aku belum mempunyai momongan SD, jangankan SD….anakpun belum ada. Itu kegagalah yang lebih sering menghantui pikiranku saat-saat itu. Tapi aku lupa banyak hal dalam MHMMD-ku.
Aku nda mampu istiqomah seperti MHMMD- ku, yang mensyaratkan aku tuk sholat lebih khusyu, memperbanyak sholat sunnah, menambah hafalan surat pendek, belajar bershodaqoh saat lapang dan sempit, menjaga harta dengan menghitung setiap nisabnya…memperbaiki bacaan Alqur’an, melafalkan dzikirku, belajar tahsin……. Beristiqomah dalam masalah ini begitu sulit sekali tuk kucapai….prestasi yang terindah yang justru akan menemaniku kelak.
Saat kesadaranku muncul, aku berpikir betapa tidak adilnya diriku. Aku membuat MDMMD dengan berharap Allah mengabulkan harapanku dan merasa optimal berikhtiar tapi aku melupakan Dia dalam ikhtiarku. Aku malu pada Rab-ku yang Maha Lathif. Dia menegurku dengan halus tapi aku merasa bandel dan sombong menerima tegurannya.

Kini..gantungan bintang biru itu tergores kembali di MHMMD..aku bisa melanjutkan sekolahku ke Jepang seperti mimpi kecilku. Negri Sakura ini membuktikan betapa Allah Maha Baik dan Besar Karunianya padaku. Aku yakin aku berangkat bukan karena kemampuanku tapi karena kasih sayangNya, doa ortu, suami dan saudara-saudara. Saat semua tercapai ada rasa lega tapi ternyata kepuasan itupun ternyata hanya sesaat, karena yang ku rasakan indah justru saat berikhtiar. Setiap coretan merahku menunjukkan berapa kali aku gagal mewujudkan satu persatu mimpiku termasuk mendapat beasiswa. Dua kali aku gagal masuk monbusho dan monbukagusho. Ternyata rekomendasi Prof Tokyo University waktu itu tidak mengantarkanku ke Jepang. Saat mau mendaftar beasiswa swadana Master Pengelolaan DAS di UGM, bosku tidak mengijinkanku. Beasiswa Dephut masih tertutup buatku yang bukan peneliti di Litbang. Saat kesempatan beasiswa dari British kudapatkan, aku nda tega meninggalkan suamiku yang baru seminggu menikahiku. Tapi..finally, Allah mengabulkan ikhtiarku tuk menggapai satu persatu mimpi yang masih bisa aku beli. Janji Allah benar,itu semakin menguatkan keyakinanku.
Masih banyak bintang biru menggantung yang ingin aku gapai…….
Masih banyak takdir ingin ku retas
Tapi masihkah sang waktu diam menungguiku
Saat dia harus berlari mengkuti irama senja
Masihkah harus ku tunda sujudku Rabb
Bila ku tahu Esok itu tak pasti
Haruskah aku berdiri angkuh menunggu Fajar
Bila Shubuhpun belum tentu ku jumpai
Ya..Lathif, lembutkan hati hamba tuk bisa mendengar teguranku..
Bangkitkan kerinduanku akanMU
Cintai aku Rabb seperti begitu inginnya aku menggapai dan mencintaiMu
(Meskiku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia padaMU
Namun cinta dalam jiwa hanyalah padaMU
Maafkanlah bila dalam hati tak sempurna mencintai
Dalam jiwa ku berharap hanya diriMU yang bertahta (Opick))

terima kasih pada setiap kebersamaan yang indah di Kampus Biru..for You all angkatan 93 (no matter likes never before) dan maaf bila ada salah dan banyak khilafku dulu.

4 responses to “Bintang Biru Dalam Kehidupanku

  1. Saudariku Enik sholihah yang dicintai Allah…
    Sesungguhnya tidak ada yang sia-sia dalam setiap doa dan ihtiar kita. Allah pasti mendengar dan mengabulkan doa-doa kita. Hanya kadang tidak semua doa kita Allah kabulkan saat ini, mungkin esok, setahun lagi,atau10 tahun lagi. Seandainya tidak kita dapatkan di dunia, pasti akan Allah kabulkan doa kita di akhirat kelak. Insyaallah dan yakinlah… karena Allah maha murah dan maha pemberi.
    With love because Allah…(umi Naufal)

  2. Enik…mau ngomong apa ya…mau bicara siapa yang lebih beruntung..nanti malah jadi sama2 ngeluh to. Tapi kayanya sih bener ..yang penting yuk saling menguatkan …saling ngingatin…saling percaya …kalo posisi kita yang sekarang adalah pengaturanNYA…bersyukur aja ya bu…

  3. husna 95 (istri dzawin 92 dirembang)

    Asslmkm.kami ikut senang dg kondisi anda saat ini bisa s2 in japan.kata wong jowo “Wong urip sawang sinawang ”.that‘s right.seringkali kita melihat dan menilai orang lain enak bs ini dan itu sdgkn kita blm bs.it‘s just our mind.certainly, everyone has a problem.tp kt tdk tahu aja.bahkan bs jd orang lain menilai kitalah yg senang, berhasil etc.so the most important thing that we have to do is BERSYUKUR TERHADAP NIKMAT YG ALLOH LIMPAHKAN PD KITA.dg itu hati bs jd tenang n tentram.saya tertarik jg spt anda s2 di jpn.tp krn sy pns guru di depag kyknya tdk ada schoolarship ke jpn.

  4. Wassalamualaikum…mba husna, makasih atas doa, semangat dan nasehatnya.
    Heni selalu jadi inspirasiku tuk jadi muslimah yang baik sejak aku kenal di Kampus Biru sampai tinggal di depan kostnya persis. Tapi koq belum bisa seistiqomah dan seanggun Heni ya.
    Esti..thank for all n isroi too

Tinggalkan komentar